counters

STUBA MAUMERE

Rencana studi banding (stuban) ke Maumere tidak masuk dalam Rencana Kerja Puskopdit akan tetapi Rancana Kerja Jangka Panjang Forum Manager Puskopdit Kalsel. Rencana jangka panjang berubah menjadi jangka pendek bahkan sangat pendek setelah saya merenung akan hasil monitoring sebagai kegiatan evaluasi persemester terhadap Kopdit yang diaudit Puskopdit pada awal tahun 2013. Hasil monitoring berbicara bahwa tidak ada perbaikan dan perhatian terhadap rekomendasi hasil audit.
Menyadari akan perkembangan Kopdit di Kalsel, saya merenung dan bertanya pada diri sendiri “Apa  ada yang salah ?” Semua manager sudah kompeten, berbagai  jenis diklat telah diadakan, semua ketua dan manager rajin mengikuti loknas tiap tahun dan lain-lain dan seterusnya. Sambil merenung, teringat rencana Forum Manager untuk studi banding. Singkat cerita akhirnya pilihan tempat stuban adalah Puskopdit Swadaya Utama Maumere. Kenapa memilih Swadaya Utama ? Biarkan Tuhan yang menjawab.
Selasa, 27 Agutus, sekitar jam 15.50 kami mendarat di Bandar udara Frans Seda Maumere-Flores-NTT. Perjalanan  dari Banjarmasin transit Surabaya dan Denpasar cukup melelahkan, ditambah lagi karena kami tidak sempat makan siang dalam perjalanan. Saat menuruni tangga pesawat dan terlihat tugu bertuliskan Bandar Udara Frans Seda Maumere, rasa lapar dan lelah hilang seketika. Yang pertama  dilakukan oleh rombongan adalah berpose didepan tugu  bandara. Ada  rasa syukur dan kagum melihat pegunungan   yang    terbentang    luas     dan masih kosong  dari   hunian   manusia.   Diruang
pengambilan bagasi, kami telah ditunggu 2 orang lelaki tampan sedang memperlihatkan  selember kertas bertuliskan Puskopdit Sawadaya Utama. Dari kejauhan mereka telah tersenyum, nampaknya aroma CU telah tercium oleh mereka dan kami pun bagaikan magnit secara otomatis mendekat dan berkenalan. Kedua lelaki tampan itu adalah pak Dodik dan pak Bertus. Perjalanan menuju kantor Puskopdit Swadaya Utama, sangat menyenangkan. Suasana jalan yang sepi dari kendaraan, bangunan dengan halaman yang luas dan pohon rindang  ikut mengiringi perjalanan kami.
Tiba di areal kantor Puskopdit, rombongan  terkagum lagi melihat areal  kantor Puskopdit yang katanya seluas 1 hektar. Perasaan iri dalam hati saya “sungguh besar kemurahan Tuhan terhadap Puskopdit ini, diberi tanah seluas mata memandang”. Rasa iri itu timbul mengingat kantor Puskopdit Kalsel  memiliki luas tanah 171 meter. Itupun masih  ada yang   mengusik dan mengaku sebagai pemilik yang sah. Saya benar-benar harus banyak belajar dari pak Fransu yang selalu bersikap seperti padi.
Tanpa dikomando, kami masuk kantor Puskopdit, disambut dengan senyum seluruh karyawan dan bapak manager Fransiskus De Fransu yang memang sedang menunggu kami. Suasana keagraban terjalin begitu cepat membuat kami sejenak  melupakan berbagai persoalan CU di Kalsel.
 Setelah menyegarkan kerongkongan dengan suguhan minuman dari yang empunya rumah, kami diantar menuju wisma yang akan menjadi tempat tinggal selama kami berada di tanah Maumere. Sekitar jam 18.00 kami masuk aula  Puskopdit untuk acara penyambutan dari Pengurus dan jajaran manajemen Puskopdit Swadaya Utama. Saya merasa terharu disambut oleh semua jajaran manajemen dan dua orang Pengurus yaitu wakil ketua Bpk. Petrus Herlemus, S.Si,Apt. dan sekretaris Bpk.Aleksius Berholomeus.




Rabu, 28 Agustus.
Hari yang kami tunggu dengan penuh suka cita akhirnya tiba. Jam 04.30 saya terbangun. Saya mengawali kegiatan dengan olah raga berjalan pagi di depan kantor Puskopdit nan asri. Jam 06.30 saya bersama dua orang teman mengikuti misa pagi di kapela susteran Pasionis sebelah kantor Puskopdit. Jam 07.00 Kami sarapan di wisma, dan jam 08.00 kami menyatukan diri bersama seluruh jajaran manajerial Puskopdit dalam doa pagi. Doa pagi menggunakan bahasa Maumere yag kebetulan sama dengan bahasa Ratu Elisabeth dari Inggris. Luar Biasa. Setelah doa pagi, kami seperti anak ayam masuk kantor manager. Pak Fransu sang manager memberi sedikit arahan tentang Kopdit yang akan kami kunjungi. Beberapa pertanyaan juga diajukan kepada kami seputar kondisi Kopdit di Kalimantan Selatan. Tidak banyak yang dapat kami cerita karena sebelum berangkat kami telah mengosongkan kepala agar dapat mengisinya dengan hal baru di Maumere.
Sekitar jam 09.30 kami pun meluncur dari kantor Puskopdit dengan kijang inova salah satu mobil operasional Puskopdit yang baru  dibeli sekitar 3 bulan yang lalu. Tujuan pagi itu adalah Kopdit Sube Huter. Jarak dari Puskopdit kurang lebih 12 kilo meter dengan
waktu tempuh 15 menit melalui jalan tol.
Saat turun dari mobil, terpampang nyata di depan mata
sebuah gedung berlantai 2. Gedung mewah berdiri kokoh
di depan jalan utama Desa Nita, Kec. Nita, Kab. Sikka. Kami
digiring   oleh Pak Dodik perwakilan dari Puskopdit yang menjadi
pemandu kunjungan. Kami masuk melalui ruang pelayanan
anggota. Disana ada beberapa anggota yang sedang antri.
Setelah berkenalan dengan karyawan yang sedang melayani anggota, kami dipersilahkan masuk aula. Di sana telah tersedia tempat untuk acara penyambutan tamu. Rencananya perkenalan resmi akan
diadakan setelah Ibu manager yaitu ibu Anastasia Onci datang yang kebetulan waktu itu sedang tugas keluar. Tetapi kami yang waktu itu bagaikan orang busung lapar, tidak sabar lagi. Begitu tuan rumah mempersilahkan duduk, sesi tanya jawab secara otomatis terlaksana penuh canda riah. Komandan Pengurus bpk. Aleksius Bartolomeus dengan kumis tebal menghiasi senyum yang tak kunjung padam membuat suasana menjadi lebih hangat. Sesekali ada yang berkomentar “inilah keunikan dan keindahan persaudaraan dalam CU”.

  KOmandan Pengurus


Suber Huter memiliki makna yang mendalam. Bila diartikan kurang lebih sama dengan sambung menyambung. Pendidikan dan pertemuan rutin merupakan strategi utama dalam hal pemberdayaan dan pengembangan anggota, namun ada mutiara khusus yang jarang ditemukan di tempat lain antara lain :
1. Pemberdayaan anggota melalui kelompok. Setiap kelompok memiliki pengurus yang terdiri dari Ketua, Sekretaris dan Bendahara. Penerimaan anggota baru, kegiatan simpan pinjam, pendidikan hingga pada proses berakhirnya menjadi anggota karena meninggal, diproses mulai dari  kelompok.
2. Rapat Anggota Bulanan (RAB). Ada 7 hari dalam seminggu. Ketujuh hari itu digunakan penuh untuk rapat seluruh anggota pada setiap unit berdasarkan pembagian wilayah;  Rapat pengurus dan Manajemen setiap minggu; Rapat Pengawas dan Pengurus setiap 3 bulan dan Rapat Gabungan Pengurus, Pengawas, Manajemen, Pengurus Kelompok, penasehat dan seterusnya, singkat kata seluruh pejabat Kopdit mengadakan peremuan  2 kali setahun. Keunikan dari setiap pertemuan ini antara lain :
Pengurus dan jajaran manajerial membagi tugas untuk menghadiri pertemuan kelompok (ada 54 kelompok). Saat berangkat, semua pasukan yang akan bertugas naik bis kayu (truk). Bis kayu akan berkeliling menurunkan petugas pada setiap titik pertemuan. Begitu juga saat kembali, bis kayu akan menjemput pejuang tadi dari titik satu ke titik berikutnya.
Dalam setiap pertemuan uang tunai selalu diperlihatkan meski dalam jumlah banyak bahkan terkadang mengangkutnya dengan karung beras. . . . . . . Luar Biasa. . . . . . .
Rapat Anggota Bulanan selalu ada pesta. Sumber dana untuk pesta berasal dari swadaya anggota. Jika dana kuat, berarti pesta  akan potong babi dan kambing, jika kurang cukup ayam dan ikan. Asyik kan ???
Salah satu senjata pamungkas untuk memperkecil kredit lalai adalah melalui pertemuan RAB. Ada kesepakatan bahwa setiap orang yang tidak dapat kerja sama memelihara ketertiban mengembalikan pinjaman, akan dibacakan dalam pertemuan  bila  penyelesaian melalui pihak manajemen  mengalami kesulitan.

3. Manager Ibu Anastasia Onci (biasa disapa ibu Onsi)
Berpenampilan sederhana jauh dari kesan seorang manager dengan jumalah
Anggota 3.663 orang dengan karyawan  22 orang terdiri dari 3 orang Kabag
Dan 19 staf (data Desember 2012). Pola pikir sang bunda ini terkesan sederhana
tetapi maknanya dapat menembus segala ruang dan waktu. Rangakain kata yang
keluar dari bibir beliau menjadi inspirasi tersendiri bagi saya pribadi dalam usaha
mengembangkan Kopdit di Kalsel. Tanpa sepengetahuan beliau, salah satu dari rombongan kami sempat mengambil gambar ruang kerja manager dan sayapun sempat menengok ruangan yang luar biasa itu. Sebuah ruangan yang ada di lantai dua, tertata rapi dan terkesan mewah bak ruangan seorang direksi.

Ruangan tersebut berkata kepada kami bahwa sang empunya ruangan jarang  berdiam di kantor.  Ibu Onsi  benar-benar memposisikan diri sebagai seorang ibu bagi seluruh  aggota dan  karyawan. Beliau mengabdikan diri di atas rata-rata normal.


Kehebatan yang mungkin tidak ada duanya di dunia Kopdit Indonesia adalah pendidikan ibu Manager SB hanya SD (Sekolah Dasar). Penguasaan komputer memang kurang, tetapi sang bunda tahu betul bila ada kesalahan pengolahan data dari sikopdit CS yang saat ini digunakan Sube Huter. Dilandasi tanggung jawab dan rasa memiliki yang kuat, sang bunda sangat memperhatikan keamanan data dan kedisiplinan karyawan untuk tidak membuat kesalahan. Fisik boleh kadaluarsa tetapi tidak dalam hal ilmu termasuk iptek. TIDAK PERCAYA ? Silahkan datang dan buktikan.
Beranjak dari kantor Sube Huter sekitar jam 15.00 dengan penuh suka cita menuju Kopdit Mitan Gita. Sebelum ke tempat tujuan, kami mampir lebih dulu ke bukit Nilo mengunjungi Ibu Maria “Ibu Segala Bangsa”. Sebagai orang katolik, saya sempatkan diri untuk berdoa di kaki patung Bunda Maria dan mensyukuri atas semua keajaiban yang sudah saya terima dari Tuhan.
Dari puncak kiri bukit Nilo terlihat kota Maumere nan indah. Dari puncak
 sebelah kanan nampak perbukitan yang gersang serta tak berpenghuni










Setelah menikmati keindahan ciptaan Tuhan dari bukit Nilo, kami meluncur menelusuri bukit dan lembah. Hanya satu tujuan sore itu yaitu Dusun Guru, Desa Takaplager, Kec. Nita, Kab. Sikka, tepatnya ke Kopdit Mitan Gita (MG). Membaca alamat dan menyebutkan nama saja sudah sulit. Apalagi menjadi seorang pengurus tentu diperlukan perjuangan untuk merubah pola pikir masyarakat sekitar. Mari kita simak pengalaman kunjungan kami.
Kantor Mitan Gita berada diantara dua desa yang dalam sejarah kedua desa tersebut pernah bertikai. Bangunan kantor unik. Berlantai dua dengan lantai satu pada posisi atas rata dengan jalan. Lantai dua pada posisi bawah. Kehadiran Kodit MG secara tidak langsung menjadi sarana perdamaian diantara kedua desa. Bagaimana tidak ? Setiap tahun bahkan setiap kesempatan pertemuan, mereka harus duduk bersama membicarakan hal yang sama yaitu Kopdit. Menabung ke tempat yang sama dan meminjam dari  periuk yang sama.
Komandan pengurus yaitu Bpk Petrus Herlemus,S.Si.Apt salah satu dari banyak orang hebat di kopdit MG. Selain Ketua Kopdit MG, wakil Ketua Puskopdit Swadaya Utama, juga memiliki tanggung jawab sebagai  PNS di Kantor dinas Kesehatan, sebagai apoteker yang memiliki tanggung jawab di apotik, pengusaha ternak ayam, kambing, babi dan perkebunan sayuran, serta bapak dari 3 orang anak yang masih kecil. Kepada sang komandan saya bertanya “Pak, apakah dari mulut bapak pernah berkata sibuk ? mengingat kantor bapak itu ada banyak”. Beliau menjawab tidak pernah kecuali saya tidak di tempat”.  Saya sejenak berfikir “gila, gimana membagi waktu ya?”. Seandainya ada satu orang saja seperti itu di Kalsel, tentulah akan banyak orang bertobat”.
Dalam dialog Tanya jawab terungkap bahwa Kopdit MG mengembangkan pelayanan hingga keluar kabupaten Sikka. Memiliki 4 kantor cabang  Kantor Cabang Pusat tetap di Dusun Guru. Jumlah anggota 5.104 orang padahal jika melihat penduduk di sepanjang jalan, dapat dihitung dengan jari, maka ekspansi wilayah memang cara yang tepat untuk pengembangan anggota sebagaimana bunyi slogan.
Bagi Kopdit MG, uang (asset) bukanlah tujuan utama melainkan bagaimana merubah pola pikir masyarakat yang selalu menganggap dirinya miskin dan tak berdaya namun gemar mengadakan pesta menjadi masyarakat yang bisa mengembangkan potensi yang ada.



Apa yang menyemangati pejabat dan anggota Kopdit MG untuk terus berkarya ? Ada beberapa senjata pamungkas Kopdit MG antara lain :
1. Tekad Suci ( 5 tekad suci)
Membebaskan masyarakat dari kesulitan finansial yang tercengkeram oleh utang yang tak berujung;
Membebaskan pemikiran lama masyarakat bahwa hidup miskin adalah takdir;
Merubah pola pikir masyarakat dari pola konsumtif menjadi produktif;
Membebaskan dan menghindarkan anak2 dari drop out sekolah dan meminimalisir Kawin usia dini;
Menyatakan perang terhadap kemiskinan akibat rentenir, judi dan pesta pora.
2. Motto : Hitam Harus Dilihat, Putih Harus Dipandang, Seperti Yang Diajarkan Oleh Langit dan
        Bumi.  Makna dari motto tersebut adalah “Jika dihianati sama dengan kematian”.
3. Slogan : MELAYANI YANG TAK TERJANGKAU
MENJANGKAU YANG TAK TERLAYANI
MENOPANG YANG PAPAH
MERANGKUL YANG MAPAN
Habis sudah !!! Apa yang tersisa dari slogan diatas ? Mitan Gita telah bertekad untuk menyapuh bersih. Apa sudah tercapai ?? Belum maksimal. Oleh sebab itu mereka terus berjuang seiring proses hidup.
Selain keindahan yang terungkap di atas, masih ada mutiara-mutiara kecil yang bisa menjadi sumber inspirasi.
1. Sumpah Adat. Sebelum meninggalkan tempat pelayanan, peminjam disumpah sesuai adat masing-masing daerah. Salah satu kelemahan masyarakat setempat adalah takut mati, meskipun banyak  yang berani berkelahi bahkan membunuh namun untuk dirinya sendiri, dia takut. Maka pemahaman ini dimanfaatkan oleh Kopdit dalam acara sumpah adat dengan menyelipkan kata “ini uang silahkan dikelolah dengan baik, kalau tidak kau mati duluan”. Nampaknya senjata ini sangat ampuh sehingga Kopdit MG tidak mempunyai kredit macet.
2. Komuni pertama adalah salah satu momen untuk mengadakan pesta. MG tidak dapat melayani pinjaman untuk hal tersebut.
3. Setiap ada kedukaan dalam rumah anggota, kepada keluarga tersebut diberi uang lilin dan harus diantar langsung oleh manajemen. Bisa dibayangkan bahwa salah satu kesibukan manajemen adalah mengunjungi setiap ada keluarga yang berduka. Dalam hal ini mungkin tidak sulit karena jajaran manajemen seluruhnya ada 31 orang + aktivis 30 orang (penanggung jawab kelompok) tersebar di seluruh kantor cabag.
4. Sama dengan Kopdit Sube Huter, Kopdit MG juga memiliki mobil operasional dan bis kayu untuk mengangkut petugas dan sembako ke semua titik pertemuan.
5. MG memiliki manager dengan pendidikan sarjana teknik,  berasal dari manusia setengah liar. Dalam pengakuannya bahwa beliau berhasil dijinakkan oleh Ketua Pengurus. Tidak mudah tetapi dengan rangkulan hangat pak ketua, akhirnya menjadi pendekar yang tangguh meloncat dari satu bukit ke bukit lain untuk menjangkau yang tak terlayani. MG juga memiliki satu srikandi yaitu ibu Maria Surentis Wanceli. Ijasah formalnya SMP. Beliau kepala cabang Pantura (pantai utara).
Kedua srikandi di atas yaitu ibu Onsi dari SH dan ibu Maria dari MG  sengaja saya tulis untuk mengingatkan para manager Kopdit di muka bumi ini yang kebetulan menyandang predikat S1, S2, dan S seterusnya tetapi Kopditnya terus bergumul dengan dosa, agar sejenak berefleksi. Bahwa kecerdasan intelektual tidak memiliki arti jika tidak dibarengi dengan kecerdasan spiritual.
Kamis, 29 Agustus.
Kunjungan kami hari ini adalah Kopdit Pintu Air (PA). Sepanjang jalan menuju pintu air tampak perumahan yang asri. Di setiap halaman rumah yang luas dengan pepohonan yang rindang, terdapat makam anggota keluarga terawat dengan baik, permanen dan dengan keramik yang dipasang rata sehingga orang dapat beristirahat santai di atasnya. Pak Dodik yang dengan setia menemani kami berkata bahwa itu berkat Daperma. Nampaknya
klaim Daperma yang diterima keluarga digunakan untuk
membangun kuburan sang empunya klaim. Hebat Ya !
Kantor PA berada di perbukitan yang hijau di Desa Ladogahar, Kec. Nita. Sesuai dengan nama Kopdit,  desa ini dilalui air dari pegunungan dan terus mengalir memberi kehidupan seluruh warga Maumere. Bentuk kantor seperti rumah juragan kaya, asri dan sejuk. Memiliki ruang pertemuan terbuk dan menyatu dengan alam.
Kopdit PA diketuai oleh Bpk.Yakobus Jano seorang mantan kepala cabang BRI yang sudah pengsiun. Pak Yakobus salah satu pendiri Kopdit PA sejak tahun 1995. Beliau berhasil mengawinkan prinsip perbankan dengan prinsip misi kemanusiaan yang mendasari semangat pelayanannya dalam Kopdit. Memiliki anggota 37.492 orang. Ada 7 manager cabang yang dikomandani oleh 1 orang GM dan sekitar 200 orang karyawan. Mendengar itu saya tidak bisa berkata-kata selain termangu.
Kopdit PA telah melaksanakan banyak pasal dari UU Koperasi No.17. Antara lain Pengurus Pengawas kompeten dan tidak foluntir. Pengelolaan secara professional dan dengan sistim gaji serta target yang jelas. Olehnya untuk menjadi Pengurus Pengawas, tidak boleh memiliki pekerjaan tetap di tempat lain
Pak ketua mengambil posisi ruang paling depan. Tujuannya (1) agar mudah ditemuai oleh semua orang yang ingin bertemu; (2) Untuk mengamati kepuasan anggota yang lewat setelah mendapat pelayanan; (3) dan seterusnya, hanya pak ketua yang tahu. Ruangan berikutnya dengan volume cukup besar dihuni Pengurus  dan puluhan karyawan yang dengan tekun bekerja. Saking tekunnya, lalat hinggap di hidungpun pasti tak terasa. Kami hanya bisa berkomentar “ini ruang bursa efek”.
Ruang pojok belakang dihuni 3 orang Pengawas yang dengan tekun memeriksa semua transaksi dan seluruh kegiatan organisasi.
Kepada pak komandan kami bertanya,  Apa strategi Pengurus sehingga berhasil merangkul sekian banyak manusia yang tak kelihatan dengan mata ? Jawaban beliau :

  1. Hati. Kita melayani dengan hati sebelum
      menerapkan aturan. Aturan dibuat agar
kita tidak kehilangan arah.
2. Target. Setiap orang harus diberi target. Contoh, untuk membentuk cabang targetnya minimal 1.000 anggota dan dengan asset 1 M. Demikian halnya pembentukan unit dan kelompok memiliki target sendiri.
3. Pinjaman tanpa jaminan fisik. Yang kami perlukan adalah tanggung jawab moral. Ini menjadi perjuangan Kopdit PA agar setiap anggota memiliki tangung jawab moral.
4. Setiap anggota meniggal dimanapun alamatnya, petugas Kopdit PA harus datang melayad dan memberi santunan tanpa menunggu proses klaim santunan keluar.
5. Berani keluar kandang. Kami telah ekspansi wilayah hingga 3 kabupaten.
Mendengar wejangan pak ketua PA, otak saya terus bekerja mengolah semua yang saya lihat dan dengar sebagai suatu kenyataan. Bukan mimpi. Tetapi saya sendiri harus punya mimpi.
Dari Desa Ladogahar, kami meluncuk ke kota Maumere mengunjungi satu kantor cabang Kopdit PA di jalan Anggrek Kota Maumere. Di sana kami menemui suasana kerja yang tidak kalah dengan kantor utama. Semua bertekun dalam karya penyelamatan ekonomi anggota. Di sini manager lebih banyak mengunjungi anggota terutama yang memiliki pinjaman.
Jumat, 30 Agustus.
Kunjungan hari ini sekitar kota Maumere yaitu Kopdit Obor Mas (OM). Sebuah perahu di tengah kota yang siap mengangkut anggotanya berlabuh dipantai impian yaitu kesejatian hidup. Rupanya GM yang memiliki postur tubuh paling besar dalam GKKI sadar betul bahwa ukuran besar dan penampilan cantik itu penting. Maka jadilah kantor OM nanrupawan dan megah. Dikantor ini kembali saya betemu srikandi yaitu manager kantor utama, ibu Eltariana, SE.

Kedatangan kami telah ditunggu oleh beberapa Pengurus dan Manager di depan pintu utama. Ucapan selamat datang dan senyum persaudaraan ditengah hiruk pikuk anggota yang sedang antri. Sejenak kami berkeliling ruangan sambil bersalaman dengan beberapa karyawan yang kelihatan cukup sibuk. Selanjutnya kami dibawa ke ruang pengurus di lantai 2 dengan suasana ruangan yang romantis. Awalnya suasana sedikit tegang, tetapi dengan kepiawaian Pengurus OM yang ternyata semua berasal dari guru, akhirnya suasana menjadi cair dan tanya jawabpun tak terkendali. Pengelolaan OM terbagi 3 kelompok yaitu UKM, Agro dan PNS/Swasta. Kopdit OM telah memperlebar sayap hinga ke privinsi tetangga.
Tentang siapa Kopdit OM mungkin kurang etis bila saya banyak bercertia karena hampir seluru koperasi di Indonesia sudah tahu bahkan dunia. Yang saya mau bagikan adalah bagaimana Pengurus , Pengawas dan Manajemen memelihara kepercayaan orang banyak. Yaitu dengan penerapan kerja sama terus menerus dan dengan tanggung jawab. Tidak ada kata sibuk bagi mereka selagi fisik dan pikiran masih berjalan normal. Menyadari akan kemungkinan resiko terjadi setiap saat, pengelolaan sistem pengamanan internal yang berlapis menjadi salah satu solusi. Apa yang saya lihat dan dengar dari tuan rumah adalah :
1. Memiliki bidang pelayanan Pengendalian Internal (PI) bertugas meriksa seluruh rekaman transasksi;
2. Pengawas menjalankan tugas seiap hari memeriksa hasil pekerjaan PI;
3. Rapat evaluasi kinerja setiap bulan;
4. Dan lain-lain dan seterusnya.











Dari kantor pusat di jalan Kesehatan Maumere, kami diantar oleh ibu manager kantor utama bersama dua orang pengurus mengunjungi 3 kantor pelayanan di Kota Maumere. Sekali lagi saya mohon maaf jika tidak banyak berkisah tentang OM. Takut salah ucap.
Akhirnya kepada semua Kopdit yang saya ceritakan di atas, mohon maaf bila ada kesalahan informasi karena keterbatasan daya ingat dan penglihatan yang sedikit mulai kabur. Yang pasti ke 4 Kopdit yang kami kunjungi masing-masing memiliki keunikan dan keindahan pelayanan. Namun yang pasti sama adalah PELAYANAN KEMANUSIAAN


Dipengujung Kebersamaan di Maumere selama 3 hari, diakhiri dengan acara perpisahan dan rekreasi bersama. Pengurus dan manajemen keempat Kopdit dan Puskopdit Swadaya Utama yang kami kunjungi hadir. Semua larut dalam kegembiraan dengan bakat bawaan masing-masing. Pertemuan dimeriahkan oleh beberapa artis dari Kopdit.
Epang Gawan










No comments:

Post a Comment